Sabtu, 10 Oktober 2015

Analisis Artikel Ekonomi (Softskill)



 Nama : Febri Fitri Yani
NPM : 23213354
Kelas : 3EB18

Artikel
Terus Menguat, Rupiah Sentuh Level 13.911 Per Dolar AS
on 07 Okt 2015 at 11:07 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (7/10/2015) pagi ini. Penyebab penguatan tersebut adalah banyaknya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 13.934 per dolar AS pada pukul 09.55 WIB. Rupiah dibuka menguat di level 14.180 per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari kemarin di level 14.241 per dolar AS.
Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.911 hingga 14.180 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 317 poin menjadi 14.065 per dolar AS pada Rabu, dari perdagangan Selasa yang berada di level 14.282 per dolar AS.
Menurut  Head of Research Archipelago Asset Management AG Pahlevi, rupiah menguat karena sentimen positif dari faktor eksternal dan internal.
Dari faktor eksternal, katanya, data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat pekan lalu tidak sesuai ekspektasi pasar. Menurut Pahlevi, hal itu akan berpotensi menunda kenaikan suku bunga oleh the Fed.
"Kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed ditunda hingga tahun depan." Kata Pahlevi.
Di sisi lain, Pahlevi juga melihat banyaknya sentimen positif dari dalam negeri yang mendorong penguatan rupiah. Kembalinya investor asing mengingat harga saham saham di Bursa Efek Indonesia sudah sangat murah.
"Valuasi IDX yang sangat murah, sehingga sedikit katalis positif akan mendorong aksi beli oleh investor asing," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pernyataan Gubernur BI atas rupiah yang undervalue juga menjadi pendukung penguatan rupiah.
Rupiah juga didorong oleh peluang turunnya harga BBM. Mengingat pada hari Senin Jokowi menuturkan, dalam Rapat Terbatas beberapa waktu lalu di Istana Kepresidenan, ia meminta kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina untuk menghitung ulang harga BBM saat ini.
"Ekspektasi penurunan harga BBM oleh pemerintah untuk mendorong konsumsi domestik" tutupnya. (Ilh/Zul)
Sumber :

Analisa Artikel :
Dari artikel di atas, penulis menggunakan Penalaran Induktif, hal ini dibuktikan pada paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta).
Contoh :
Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (7/10/2015) pagi ini. Penyebab penguatan tersebut adalah banyaknya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 13.934 per dolar AS pada pukul 09.55 WIB. Rupiah dibuka menguat di level 14.180 per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari kemarin di level 14.241 per dolar AS.
Penalaran Induktif ini berbentuk Hubungan Kausalitas, dikarenakan artikel ini memiliki cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).

Contoh :
Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (7/10/2015) pagi ini. Penyebab penguatan tersebut adalah banyaknya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di sisi lain, Pahlevi juga melihat banyaknya sentimen positif dari dalam negeri yang mendorong penguatan rupiah. Kembalinya investor asing mengingat harga saham saham di Bursa Efek Indonesia sudah sangat murah.
"Valuasi IDX yang sangat murah, sehingga sedikit katalis positif akan mendorong aksi beli oleh investor asing," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pernyataan Gubernur BI atas rupiah yang undervalue juga menjadi pendukung penguatan rupiah.
Rupiah juga didorong oleh peluang turunnya harga BBM. Mengingat pada hari Senin Jokowi menuturkan, dalam Rapat Terbatas beberapa waktu lalu di Istana Kepresidenan, ia meminta kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina untuk menghitung ulang harga BBM saat ini.
"Ekspektasi penurunan harga BBM oleh pemerintah untuk mendorong konsumsi domestik" tutupnya

PENALARAN

Nama : Febri Fitri Yani
Kelas : 3EB18
NPM : 23213354



PENALARAN

Teori Yang Berhubungan Dengan Penalaran

§  Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk  proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
§  Definisi Penalaran Menurut Para Ahli
    1. Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
    2. Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
    3. Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
§  Ciri – Ciri Penalaran
    1. Dilakukan dengan sadar,
    2. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
    3. Sistematis,
    4. Terarah, bertujuan,
    5. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru,
    6. Sadar tujuan,
    7. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh,
    8. Pola pemikiran tertentu,
    9. Sifat empiris rasional.
§  Metode dalam Menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif, yaitu :
  1. Metode Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa, modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues dan jazz. Tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri menyebabkan kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.

1.      Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contoh :
·         Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
  • Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.

Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

2.      Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini didasarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
Arief seorang alumni SMUN 1 Tegal dapat diterima kerja di perusahaan Pak Subur. Oleh sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja di perusahaan pak Subur.

3.      Hubungan Kausalitas
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit
2.      Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Penalaran deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Contoh:
Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor).
Si Polan adalah seorang makhluk. (p. minor).
Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan).
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 



a.Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 
Contoh :
Premis mayor : Semua siswa SMA wajib membayar iuran bulanan.
Premis minor  : Ari adalah siswa SMA.
Kesimpulan    : Ari wajib membayar iuran bulanan.
b.Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Rumus Entimen:
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat.
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik.

§  Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

§  Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Ø  Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Ø  Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Kesalahan Penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
§  Salah nalar ada dua macam:
  1. Salah nalar induktif, berupa :
a.       kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
    1. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
    2. kesalahan analogi.
2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena:
a.       kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b.      kesalahan karena adanya term keempat;
c.       kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d.      kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Referensi :