Nama : Febri Fitri Yani
NPM : 23213354
Kelas : 3EB18
Artikel
Terus
Menguat, Rupiah Sentuh Level 13.911 Per Dolar AS
on 07 Okt
2015 at 11:07 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar
rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (7/10/2015) pagi
ini. Penyebab penguatan tersebut adalah banyaknya sentimen positif, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level
13.934 per dolar AS pada pukul 09.55 WIB. Rupiah dibuka menguat di level 14.180
per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari kemarin di level 14.241 per dolar
AS.
Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada
kisaran 13.911 hingga 14.180 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot
Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat
317 poin menjadi 14.065 per dolar AS pada Rabu, dari perdagangan Selasa yang
berada di level 14.282 per dolar AS.
Menurut Head of Research Archipelago Asset Management AG Pahlevi,
rupiah menguat karena sentimen positif dari faktor eksternal dan internal.
Dari faktor eksternal, katanya, data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang
dirilis pada Jumat pekan lalu tidak sesuai ekspektasi pasar. Menurut Pahlevi,
hal itu akan berpotensi menunda kenaikan suku bunga oleh the Fed.
"Kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed ditunda hingga tahun
depan." Kata Pahlevi.
Di sisi lain, Pahlevi juga melihat banyaknya sentimen positif dari dalam
negeri yang mendorong penguatan rupiah. Kembalinya investor asing
mengingat harga saham saham di Bursa Efek Indonesia sudah sangat murah.
"Valuasi IDX yang sangat murah, sehingga sedikit katalis positif akan
mendorong aksi beli oleh investor asing," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pernyataan Gubernur BI atas rupiah yang undervalue
juga menjadi pendukung penguatan rupiah.
Rupiah juga didorong oleh peluang turunnya harga BBM. Mengingat pada hari
Senin Jokowi menuturkan, dalam Rapat Terbatas beberapa waktu lalu di Istana
Kepresidenan, ia meminta kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina untuk
menghitung ulang harga BBM saat ini.
"Ekspektasi penurunan harga BBM oleh pemerintah untuk mendorong
konsumsi domestik" tutupnya. (Ilh/Zul)
Sumber :
Analisa Artikel :
Dari artikel di atas,
penulis menggunakan Penalaran Induktif, hal
ini dibuktikan pada paragraf
yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta).
Contoh :
Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan
Rabu (7/10/2015) pagi ini. Penyebab penguatan tersebut adalah banyaknya
sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah
berada pada kisaran level 13.934 per dolar AS pada pukul 09.55 WIB. Rupiah
dibuka menguat di level 14.180 per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari
kemarin di level 14.241 per dolar AS.
Penalaran
Induktif ini berbentuk Hubungan
Kausalitas, dikarenakan artikel ini memiliki cara penalaran yang diperoleh
dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Salah satu
variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu
(7/10/2015) pagi ini. Penyebab penguatan tersebut
adalah banyaknya sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di sisi lain, Pahlevi juga melihat banyaknya sentimen positif dari dalam
negeri yang mendorong penguatan rupiah. Kembalinya investor asing
mengingat harga saham saham di Bursa Efek Indonesia sudah sangat murah.
"Valuasi IDX yang sangat murah, sehingga sedikit katalis positif akan
mendorong aksi beli oleh investor asing," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pernyataan Gubernur BI atas rupiah yang undervalue
juga menjadi pendukung penguatan rupiah.
Rupiah juga didorong oleh peluang turunnya harga BBM. Mengingat pada hari
Senin Jokowi menuturkan, dalam Rapat Terbatas beberapa waktu lalu di Istana
Kepresidenan, ia meminta kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina untuk
menghitung ulang harga BBM saat ini.
"Ekspektasi penurunan harga BBM oleh pemerintah untuk mendorong
konsumsi domestik" tutupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar