Kamis, 17 April 2014

Aktualisasi Diri



Aktualisasi Diri “ Febri Fitri Yani”
Aktualisasi diri saya ketika saya memasuki sekolah TK , ketika saya masih TK saya tergolong anak yang tidak terlalu bisa bersosialisasi dengan orang-orang baru sebaya dengan saya . untuk memulai sebuah perkenalan sangat sulit rasanya karena saya merasa malu dan gugup jika memperkenalkan diri terlebih dahulu , tetapi jika sudah berkenalan saya akan sangat mudah sekali akrabnya . saya mungkin tak seperti anak TK yang lainnya, yang ke sekolah di antar orang tua, di tungguin dan ketika tidak mau sekolah hanya dengan menangis ke orang tua bisa dengan mudahnya diturutin . walaupun saat saya TK hanya anak semata wayang , saya sama sekali tidak dimanjakan di dalam hal pendidikan , orang tua saya sangatlah tegas kalau sudah waktunya sekolah tetap sekolah , boleh tidak sekolah hanya karena sakit , waktunya belajar tetap belajar tidak ada belajar sambil mentonton televisi.
Semua ketegasan dari orang tua saya berlanjut ketika saya bersekolah SD, SMP dan SMA bahkan semuanya membuahkan hasil yang baik , saya berprestasi di bidang akademik dan saya mulai mengikuti kegiatan pramuka dan kegiatan menari daerah . ketika saya SD , saya selalu langganan peringkat kelas 3 besar entah itu peringkat 1, 2 ataupun 3 . saya selalu bersaing dengan 2 teman saya yang saya akui mereka juga pintar dalam hal pelajaran. Saya juga diikutsertakan dalam lomba akademik oleh guru saya salah satunya adalah lomba calistung (baca tulis hitung ) , walaupun lomba tersebut hanya tingkat kecamatan bekasi tetapi saya merasa ada kebanggaan tersendiri bisa membawa nama baik sekolah. Mulai dari SD-lah saya mempunyai cita-cita menjadi seorang guru . sebuah cita-cita yang sangat mulia karena bisa mencerdaskan anak bangsa , saya berfikir “ketika kita mengajarkan ilmu kepada seseorang dan ilmu tersebut berguna dengan baik maka kita yang mengajarkan nya pun akan mendapatkan pahala , apalagi kalau ilmu tersebut secara turun temurun di ajarkan maka pahalanya pun tidak akan pernah putus”.
Mulai SMP , saya mulai mengerti apa itu organisasi . saya mulai mengikuti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) saya mengikuti osis mempunyai tujuan agar saya bisa bersosialisasi dengan lebih luas lagi , bisa berhadapan dengan orang banyak , tidak takut dalam mengungkapkan suatu argumen dan bisa memahami karakter kepribadian orang karena setiap kali saya maju di hadapan kelas misalnya untuk membacakan tugas , saya sering kali mengawali nya dengan gugup karena saya merasa saya takut salah walaupun setelah itu saya bisa mengatasi kegugupan saya dan membacakan dengan baik dan benar. Awal saya mengikuti osis , orang tua saya tidak mensetujuinya karena takut prestasi akademik saya akan menurun . tetapi saya menunjukan kepada orang tua saya kalau saya masih bisa mempertahankan prestasi walaupun saya mengikuti berbagai hal kegiatan .
Tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah , tinggal bagaimana kita menyikapi masalah tersebut . mungkin saya salah satu orang yang mempunyai masalah dengan lingkungan di rumah saya . saya pernah di fitnah oleh teman-teman sebaya saya yang tinggalnya berdekatan dengan rumah saya , di fitnah melakukan hal yang sama sekali saya tidak pernah lakukan . saya di caci maki di depan orang banyak bahkan sampai orang tua saya memukul saya untuk pertama kalinya . walaupun begitu , saya mengetahui pukulan itu bukan pukulan karena kemarahannya , semua itu hanya terbawa emosi suasana . setelah semua suasana mulai tenang , saya mulai menceritakan kebenaran nya . orang tua saya pun tahu kalau anak nya tidak akan mungkin melakukan hal yang tidak baik . lewat masalah yang saya alami , saya mempunyai tujuan hidup : saya akan memperbaiki derajat , perekonomian dan pendidikan dalam keluarga saya dan hidup dengan layak . saya tidak ingin lagi keluarga saya di hina , saya akan membuktikan kepada semua orang yang dahulu pernah menghina saya kalau saya akan bisa jauh lebih baik dan jauh lebih bermartabat dan bisa sukses dibandingkan kehidupan mereka sekarang .
Saat di SMA pun , saya masih berprestasi di bidang akademik . hanya saja saya tidak lagi mengikuti kegiatan OSIS karena saya berfikiran pelajaran akan semakin susah dan waktu pulang sekolah pun semakin sore . saat naik ke kelas 11 , ada pembagian jurusan yaitu ada IPA dan IPS . karena nilai saya yang memenuhi kriteria akhirnya saya dimasukkanlah ke jurusan IPA . semenjak saya masuk ke jurusan IPA , saya pernah berfikir untuk merubah cita-cita saya untuk menjadi dokter atau apoteker atau saya akan tetap menjadi guru dan mengajarkan hal tentang IPA. 
Selulusnya sekolah , saya melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi . awalnya saya ingin mencoba kuliah kedokteran tetapi ketika saya sudah mengetahui biaya kuliahnya sangat mahal akhirnya saya mengurungkan niat untuk menjadi seorang dokter , saya tidak mau memberatkan biaya orang tua saya . saya juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri yang ada jurusan pendidikan tetapi semua sia-sia begitu saja . selama saya mencoba masuk ke perguruan tinggi negeri , banyak beasiswa yang dikirimkan ke saya dari perguruan tinggi swasta tetapi semua nya itu saya tidak ambil karena saya dan keluarga saya berharap sekali dan optimis saya bisa masuk perguruan tinggi negeri .
Akhirnya saya memutuskan untuk berubah haluan , saya mendaftar di perguruan tinggi swasta dan mengambil jurusan IPS yaitu akutansi . pelajaran yang sama sekali tidak saya punyai dasar nya , tetapi saya yakin saya pasti bisa mempelajari akutansi karena buat saya tidak ada yang tak bisa kalau kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Untuk cita-cita saya , saya akan terus mencoba mewujudkan cita-cita yang sudah saya impikan dari kecil hanya saja sekarang saya hanya bisa menjadi guru khusus ekonomi atau guru khusus akutansi di tingkat SMK atau bahkan menjadi seorang akuntan .

·         Apakah pendidikan mendukung dari tujuan hidup
Iya, pendidikan sangatlah mendukung dari tujuan hidup. semakin tinggi pendidikan saya maka akan semakin tercapi juga tujuan hidup saya yang sudah terurai dari cerita di atas.
·         Faktor penghambat dan faktor pendorong
-          Faktor penghambat : rasa malas yang terkadang timbul , faktor dari teman yang mengajak bermain , memahami pelajaran tergantung cara mengajar guru.
-          Faktor pendorong : tujuan hidup saya , keinginan orang tua yang ingin melihat saya menjadi seseorang yang sukses dan berprestasi .
·         Kelebihan dan kekurangan
-          Kelebihan : cekatan dalam mengerjakan tugas , teliti , daya mengingat yang kuat , menyukai pelajaran yang menggunakan hitung-hitungan dan rumus
-          Kekurangan : cerewet , suka gugup saat berbicara di depan banyak orang contohnya ketika akan berpidato , tidak percayaan kepada orang lain dalam hal melimpahkan tugasnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar