Jumat, 29 November 2013

cerpen _ Kilaunya Duniaku , Gelapnya Jiwaku



Kilaunya Duniaku, Gelapnya Jiwaku
Karya : Febri Fitri Yani
Afi dilahirkan di sebuah keluarga yang berada, keluarga yang dapat memenuhi segala kebutuhan Afi . sekarang , Afi sudah berusia 17 tahun dan bersekolah di sekolah negeri unggulan di daerah Jakarta Timur. Afi , siswi pintar di sekolahnya dan selalu aktif di kegiatan sosial.
Pagi hari , saat Afi menuju ke meja makan telah tersedia makanan tetapi di sebuah meja makan yang besar itu sangat sepi sekali. Afi sudah tak asing lagi dengan keadaan seperti ini. Dalam hati Afi berteriak :” selaluuuuu beginiii..... gue hidup di di rumah yang besar tapi sepi kaya di hutan yang ga ada satu orang pun”. Saat Afi sedang makan , Bi Inah menghampirinya :” Non , maaf mengganggu tadi nyonya sama tuan berpesan setelah pulang sekolah harus segera pulang karena ada guru les dateng ke rumah untuk mengajari non belajar”. Afi pun menanggapinya dengan tenang :” oh makasih ya bi”.
Saat perjalanan ke sekolah , dalam hati Afi berkecamuk : “kenapa yaa gue di lahirin di keluarga yang kaya , emang sih enak gue bisa dapet apapun yang gue mau dan segala kebutuhan gue tanpa diminta semua sudah tersedia , kaya sekarang aja gue ke sekolah ada mobil dan sopir pribadi yang sudah siap anter gue kemana pun. secara materi emang hidup gue sempurna tapiii.... apa gunanya kalau gue pergi ke sekolah aja orang tua gue udah enggak ada , gue juga enggak pernah pamitan dan cium tangan sama mereka. saat gue pulang sekolah dan sampai gue mau tidur , mereka juga belum pulang ke rumah. mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya, saat gue kecil pun gue di urusin sama Bi Inah”.
          Ketika istirahat di sekolah , Afi hanya duduk di kelas dan melamun sambil melihat beberapa temannya makan makanan yang du bawanya dari rumah.Afi merasa iri dengan teman-temannya karena Afi enggak pernah seperti mereka yang di bawakan bekal makanan oleh mamanya. Mereka sangat riang memakan makanan tersebut bahkan sampai ada yang bertukar lauk – pauk . tanpa sadar air mata Afi menetes.
          Saat pulang sekolah , Afi berjalan kaki menuju suatu perkampungan pemulung yang kumuh. Afi berjalan dengan riang karena ia yakn banyak anak didiknya yang sudah menunggunya di sana. Afi merasa lega karena dapat mengelabui sopir nya dengan mengatakan bahwa dirinya tidak bisa langsung pulang karena ada kegiatan rapat osis. Sesampainya di perkampungan tersebut, Afi langsung di peluk oleh anak-anak didiknya dan Afi sudah disiapkan beberapa makanan oleh orang tua dari anak-anak yang di ajar oleh Afi. Afi merasa senang karena di tempat inilah Afi mendapatkan kasih sayang , mendapatkan banyak perhatian walau bukan dari orang tua kandungnya sendiri.
          Sangking nyamannya berada di tempat itu, Afi pulang ke rumah sudah larut malam. Ketika Afi melewati ruang tamu , yang keadaan awalnya gelap seketika menjadi terang . “Afiiiii...... dari mana saja kamu jam segini baru pulang” terdengar suara yang tak asing lagi buat Afi . Afi menjawab dengan datar “ohhh ada mama sama papa yang sudah pulang , kalian masih ingat kalian punya Afi ??? kirain kalian lupa” sahut Afi dengan ketusnya. “Afi , apa mkasud ucapan kamu” teriak papa. Mendengar suara papanya yang keras , Afi pun menteskan air mata . “pah , mahh , Afi lelah dengan semua ini, Afi hanya ingin kalian yang selalu ada di samping Afi buakn seperti ini , Afi bangun tidur kalian sudah enggak ada bahkan Afi sampai mau tidur lagi kalian juga masih enggak ada . Afi lebih rela hidup sederhana asal Afi dapat kebahagiaan di hati Afi” ucap Afi sambil terisak-isak. Mama dan papa nya Afi pun  menangis dan memeluk anak semata wayangnya itu. Mereka sadar selama ini mereka salah , mereka meminta maaf kepada Afi dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi . Afi merasa senang mendengar ucapan orang tuanya dan merasa malam ini adalah malam yang paling indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar